Rabu, 08 Februari 2017

TT3LABOR: PERCOBAAN ATWOOD


TEORI HUKUM NEWTON II : PESAWAT ATWOOD

            Pesawat atwood adalah alat yang digunakan untuk yang menjelaskan hubungan antara tegangan, energi pontensial dan energi kinetik dengan menggunakan 2 pemberat (massa berbeda) dihubungkan dengan tali pada sebuah katrol. Benda yang yang lebih berat diletakan lebih tinggi posisinya dibanding yang lebih ringan. Jadi benda yang berat akan turun karena gravitasi dan menarik benda yang lebih ringan karena ada tali dan katrol.

                                                                        
Gambar 1. Pesawat Atwood

           

METODE PERCOBAAN PESAWAT ATWOOD

                                                                  
               


A. Alat dan Bahan
1.      Pesawat Atwood yang terdiri dari (gambar 2).
2.      Tiang yang berskala R yang ujung atasnya terdapat katrol p
3.      Tali penggantung yang massanya dapat diabaikan.
4.      Dua beban M1 dan M2berbentuk silinder dengan massa sama masing-masing M yang diikatkan menggantung.
5.      Dua beban tambahan dengan massa masing-masing m1 dan m2.Genggaman G dengan pegas S, penahan beban B, penahan beban tambahan A yang berlubang.
6.      Stopwatch
7.      Neraca Teknis
8.      Kertas Grafik (milimeter)

B.       Langkah Kerja
1.    Mengambil alat-alat yang diperlukan.
2.    Menimbang dan mencatat M1 dan M2 serta m1dan m2.
3.    Memasang genggaman G, penahan beban B dan penahan
beban tambahan A.
4.    Menggantungkan M1 dan M2 pada ujung-ujung tali dan memasangkannya pada katrol (lihat gambar 2). Memasang M1pada genggaman dan menyelidiki apakah tiang sejajar dengan tali.
5.    Setelah tiang sejajar, menekan S dan menuliskan apa yang terjadi dan memberi penjelasan.
6.    Setelah pesawat bekerja dengan baik, memasang M1 pada genggaman G, dan menambahkan m1 dan M2. Mencatat kedudukan C,kedudukan penahan A dan kedudukan penahan B pada tiang berskala.
7.    Melepaskan M1 dari G dengan menekan S. Mencatat tAB, yaitu waktu yang diperlukan oleh M2(setelah m1 tersangkut pada A) untuk menempuh jarak XAB (=AB).
8.    Mengganti m1 dengan m2, kemudian melakukan percobaan
Langkah ke 7.
9.    Mengubah jarak XAB dengan cara mengubah kedudukan B, sedangkan kedudukan Cdan A tetap dan mengulangi poin 7 dan 8.
10.     Mengubah lagi jarak XAB dan ulangi percobaan lagi.
11.     Memuat grafik antara XAB terhadap tAB untuk masing-masing beban tambahan m1         dan m2. Bandingkan dengan hukum II Newton.
12.     Dari grafik tersebut, menghitung kecepatan M2 setelah melalui A untuk masing-masing     beban tambahan.
13.     Mengatur kedudukan A, B, C. Sebaiknya CA cukup jauh, sedangkan AB dekat. Catat      kedudukan C dan A, pasang M1 pada G dan tambahkan m1 pada M2.
14.     Melepaskan M1 dari G. Catat tCA.
15.     Mengganti m1 dengan m2, lakukan lagi seperti tahap sebelumnya.
16.     Mengubah jarak XCA dengan mengubah kedudukan G. Catat kedudukan C dan   lakukan lagi seperti tahap sebelumnya.
17.     Mengubah jarak XCA sekali lagi, catat kedudukan C dan ulangi tahapan    sebelumnya.
18.     Membuat grafik antara XCA terhadap tCA2 untuk masing-masing beban tambahan m1     dan m2. Bandingkan dengan hukum Newton.
19.     Dari grafik tersebut, menghitung percepatan M2 dengan masingmasing beban        tambahan.
20.     Hitung momen inersia katrol dari percobaan, jika M2 ditambah m1 dan
            jika M2 ditambah m2.

SUMBER :



           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar